Tantrum pada anak bisa menjadi momen yang menantang untuk para orang tua. Seringkali, saat anak tiba-tiba menangis, berteriak, atau bahkan menghentak-hentakkan kaki, kita sebagai orang tua merasa bingung bagaimana cara menghadapinya. Mengetahui ciri-ciri anak tantrum dan memahami penyebabnya bisa membantu kalian untuk lebih siap dalam menghadapi situasi ini.
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri anak tantrum yang perlu kalian ketahui. Yuk, simak baik-baik!
1. Menangis Tanpa Sebab yang Jelas
Salah satu ciri yang paling umum saat anak tantrum adalah menangis tanpa alasan yang jelas. Mereka bisa tiba-tiba menangis keras, meskipun tidak ada yang terlihat salah. Anak mungkin mulai menangis karena frustasi atau tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan dengan kata-kata.
Kalian mungkin akan melihat bahwa tangisan ini berbeda dari tangisan biasa. Anak tantrum sering kali menangis dengan suara lebih keras dan berulang-ulang, bahkan mungkin berlangsung cukup lama.
Tips Menghadapi:
Tetap tenang dan jangan langsung menghentikan tangisannya. Biarkan mereka mengekspresikan perasaan, lalu kalian bisa bertanya setelah tangisan mulai mereda.
2. Berteriak dan Mengeluarkan Suara Keras
Saat tantrum, anak-anak sering kali menunjukkan emosi mereka dengan suara keras. Mereka bisa berteriak-teriak, memukul, atau mengeluarkan suara-suara yang menandakan bahwa mereka sedang merasa terganggu atau frustasi.
Jika kalian merasa anak mulai berteriak tanpa sebab, bisa jadi ini adalah tanda awal dari tantrum.
Tips Menghadapi:
Pastikan kalian tidak merespon dengan nada yang sama kerasnya. Menenangkan diri dan mencoba berbicara lembut akan lebih efektif untuk meredakan emosi anak.
3. Meronta dan Menggerakkan Tubuh dengan Kasar
Saat anak mengalami tantrum, mereka cenderung menunjukkan perilaku fisik yang agresif atau kasar. Ini bisa berupa menghentak-hentakkan kaki, meronta-ronta, atau bahkan membanting-banting mainan yang ada di dekatnya. Gerakan fisik ini adalah cara anak mengekspresikan rasa frustasi atau marah yang mereka rasakan.
Tips Menghadapi:
Jaga jarak aman dan perhatikan agar mereka tidak melukai diri sendiri atau orang lain. Kalian bisa menunggu sampai energi mereka sedikit mereda, lalu baru memberikan perhatian dan dukungan.
4. Menggigit atau Memukul Orang di Sekitar
Ini adalah ciri yang perlu kalian waspadai, terutama saat anak mulai menggigit atau memukul orang di sekitarnya, entah itu kalian sendiri atau teman sebayanya. Menggigit atau memukul bisa menjadi tanda bahwa anak sedang merasa sangat tertekan atau tidak bisa mengontrol emosi mereka.
Tips Menghadapi:
Berikan pemahaman bahwa perilaku ini tidak diperbolehkan dengan nada tegas namun tetap lembut. Ingatkan anak bahwa ada cara lain untuk mengekspresikan emosi tanpa menyakiti orang lain.
5. Menghentakkan Kaki atau Memukul Lantai
Perilaku ini sering terlihat saat anak merasa frustasi. Menghentakkan kaki atau memukul lantai merupakan cara mereka melepaskan energi negatif saat merasa tertekan. Mereka mencoba untuk menarik perhatian dengan perilaku ini, dan mungkin merasa bingung bagaimana cara menyalurkan emosi.
Tips Menghadapi:
Biarkan mereka menghentakkan kaki selama tidak membahayakan, namun pastikan kalian tetap memantau dari jarak aman. Setelah anak tenang, ajak mereka untuk mengobrol atau mencoba aktivitas yang lebih positif untuk melepaskan energi.
6. Tidak Mau Mendengarkan atau Menuruti Perintah
Saat anak sedang tantrum, mereka cenderung menolak mendengarkan arahan dari orang tua atau pengasuh. Anak-anak yang mengalami tantrum mungkin akan menolak untuk mendengarkan atau bahkan menolak untuk melakukan hal-hal sederhana seperti mengambil mainan atau duduk.
Tips Menghadapi:
Jangan paksa anak untuk langsung mengikuti perintah. Berikan waktu untuk mereka meredakan emosinya. Saat mereka sudah mulai tenang, ulangi arahan dengan lembut dan beri kesempatan untuk mencoba mengikuti.
7. Mengulang-ulang Kata atau Permintaan
Saat tantrum, anak bisa menjadi sangat ngotot pada satu hal dan mengulang-ulang permintaan tertentu, meskipun sudah diberi penjelasan. Misalnya, anak mungkin terus meminta mainan yang tidak bisa kalian berikan saat itu atau menolak untuk meninggalkan tempat tertentu.
Tips Menghadapi:
Alihkan perhatian anak pada hal lain yang mereka sukai. Terkadang distraksi sederhana seperti mengajaknya bernyanyi atau membacakan buku favorit dapat mengalihkan fokus mereka dari hal yang menjadi pemicu tantrum.
Kenapa Anak Bisa Tantrum?
Sebagai orang tua, kalian juga perlu tahu apa yang bisa menjadi pemicu tantrum pada anak. Berikut adalah beberapa alasan umum mengapa anak-anak bisa tantrum:
- Frustrasi: Anak merasa frustrasi karena tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka inginkan atau tidak mampu melakukan sesuatu.
- Lelah atau Lapar: Anak yang merasa lapar atau terlalu lelah cenderung lebih mudah tersulut emosinya.
- Mencari Perhatian: Terkadang, anak tantrum untuk mendapatkan perhatian dari orang tua atau orang dewasa di sekitarnya.
- Batasan yang Tidak Jelas: Anak yang kurang memahami batasan atau peraturan akan lebih sering tantrum saat merasa tidak bisa mendapatkan yang mereka inginkan.
Cara Menghadapi Anak Tantrum
Setelah memahami ciri-ciri tantrum, kalian mungkin bertanya-tanya bagaimana cara terbaik untuk menghadapi anak yang sedang tantrum. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kalian terapkan:
- Tetap Tenang
Anak yang tantrum mungkin memicu emosi, tetapi sangat penting untuk tetap tenang. Respon yang tenang akan membantu meredakan situasi. - Beri Ruang untuk Mengekspresikan Diri
Beri anak ruang untuk mengekspresikan emosinya. Kadang mereka hanya perlu waktu untuk melepaskan perasaan frustrasi yang mereka rasakan. - Alihkan Perhatian
Jika anak terlihat sulit ditenangkan, coba alihkan perhatian mereka dengan aktivitas lain. Distraksi bisa sangat efektif untuk mengurangi intensitas tantrum. - Berbicara Setelah Tantrum Mereda
Saat anak mulai tenang, ajak bicara mengenai apa yang terjadi. Beri tahu mereka bahwa ada cara lain untuk mengekspresikan emosi selain melalui tantrum. - Berikan Contoh Cara Menangani Emosi
Anak sering meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Tunjukkan bagaimana cara menenangkan diri dengan cara yang positif.
Kesimpulan
Menghadapi anak tantrum memang bukan hal yang mudah, tetapi memahami ciri-ciri dan penyebabnya bisa membantu kalian untuk menangani situasi dengan lebih baik. Ingat bahwa tantrum adalah bagian dari proses perkembangan anak untuk belajar mengekspresikan emosi. Dengan memberikan dukungan yang tepat, kalian bisa membantu anak mengelola emosi mereka dengan lebih baik.
Yang terpenting, jangan merasa putus asa saat anak mengalami tantrum. Dengan kesabaran dan pemahaman, kalian bisa melewati fase ini dan membimbing anak menjadi pribadi yang lebih mampu mengatur emosi mereka sendiri.